“Dedikasi Tanpa Henti Kontribusi Untuk Negeri” Wajah Baru Jenggala Center
Tentang Jenggala Center
Sudah masyhur bahwa Jenggala Center awalnya adalah tim pemenangan Bapak H.M. Jusuf Kalla pada konstestasi pemilihan Presiden/Wakil Presiden. Karena itu, bukan sesuatu yang mudah untuk melepaskan citra sebagai kelompok yang memiliki intrest terhadap politik demokrasi di tanah air. Kendati demikian, proses transformasi pemikiran melalui berbagai dinamika politik yang melingkupi terus berlangung. Karena itu, Jenggala Center yang mulanya hanya sebatas “tim sukses” lalu bertranformasi menjadi sebuah lembaga yang kemudian dikenal dengan Yayasan Jenggala Center.
Kiprah Yayasan Jenggala Center tidak lagi sebatas ‘kelompok intrest” dalam artian “tim sukses” Pilpres, namun telah mengalami proses pelembagaan dengan cakupan kegiatan yang dapat dirangkum dengan “Pendidikan Demokrasi untuk Kesejahteraan”. Maka dijalankanlah Yayasan Jenggala Center melalui empat pilar yaitu; Demokratisasi, Pendidikan Publik [public education], Kesejahteraan Sosial [Social Walfare] juga perdamaian.
Jenggala Center dan Bapak Jusuf Kalla
Kedekatan secara historis, maupun ide dan gagasan Yayasan Jenggala Center, tidak dapat dipisahkan dengan Bapak H.M. Jusuf Kalla, meskipun intensitas fisik kehadiran beliau di pusat-pusat kegiatan Jenggala Center tidak bisa menjadi ukuran, mengingat aktifitas kenegaraan Beliau selaku Wakil Presiden saat itu, Ketua Umum Palang Merah Indonesia [PMI] maupun Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia [DMI].
Sebagai sebuah Yayasan yang berdiri dan bergerak membawa gagasan Bapak H.M Jusuf Kalla, Jenggala Center berupaya menghidupkan setiap buah pikiran Bapak H.M Jusuf Kalla termasuk tentan perdamiaan.
Bapak H.M. Jusuf Kalla, dikenal luas sebagai tokoh perdamaian semenjak Beliau masih di Makassar. Berbagai ancaman ketertiban dan keamanan yang terjadi di Makassar seringkali memposisikan Beliau sebagai “titik temu” untuk mengatasinya. Hal demikian karena pandangan Beliau yang moderat dalam masyarakat, wastiyah dalam beragama, dan terdidik dalam berbagai pengalaman organisasi, semenjak dari organisasi kemahasiswaan-pemuda, organisasi sosial kemasyarakatan, keagamaan, maupun organisasi profesi terutama KADIN. Dan pengalaman itu terbukti memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan Bangsa dan Negara ketika terjadi konflik di Ambon, Poso, Pak JK [sapaan akrab beliau] menjadi tokoh kunci dalam mengakhiri konflik yang berpotensi memecah-belah NKRI tersebut. Bukan hanya itu, beliau juga menjadi tokoh kunci dalam mendorong perdamaian di Nagroe Aceh Darussalam (NAD).
Dalam konteks inilah Jenggala Center dan Bapak Jusuf Kalla adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
***