Bertahan di Masa Pandemi, Cucu JK Berjualan Kue Online
Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia memberikan dampak besar terhadap sektor usaha kecil dan menengah (UKM). Tidak sedikit usaha yang jatuh dan tutup karena tekanan ekonomi yang begitu besar sejak Maret 2020.
Namun ada cerita menarik dari cucu pengusaha sukses Jusuf Kalla, alih-alih terpuruk dan menyerah, Cucu JK ini justru tidak tinggal diam dan memamfaatkan tekhnologi dengan berjualan kue online.
Dalam sebuah wawancara, Jusuf Kalla menceritakan perubahan yang terjadi pada tiga cucunya selama pandemi Coronavirus Disease (Covid-19). “Cucu saya lulusan SMA. Tanpa sekolah bisnis, mereka bisnis di masa pandemi Covid ini,”
Pak JK menjelaskan, bisnis yang dipilih cucunya adalah jualan kue secara online. Dalam sehari, jumlah pesanannya berbeda. Ada yang 20, 30, ataupun lebih. “Modalnya cuma handphone. Pandemi ini memang akan mengubah bisnis yang akan datang,” tuturnya dalam sebuah wawancara.
Ia melihat, ketiga cucunya menikmati bisnis barunya tersebut. Saat tidak ada pesanan, mereka bermain-main di dalam rumah, tertawa, dan melakukan kegiatan lainnya. Ketika pesanan datang, mereka sibuk di dapur untuk membuat kue.
Memasuki era new normal, sambung Kalla, banyak hal akan berubah. Karena masyarakat masih takut untuk keluar rumah. Misalnya saat pembukaan mal. Orang mungkin berpikir, ketika dibuka, mal akan ramai. Kenyataannya, mal sepi. “Mal buka, ternyata sepi. Saya punya mal 2, biasanya rata-rata 20.000 pengunjung per hari. Sekarang, 10 hari 2.000 orang yang belanja,” tutur dia.
Begitupun dengan restoran. Saat ini jumlah pembeli tidak akan sebanyak dulu. Sebab, ada bisnis kuliner baru seperti yang dijajal tiga cucunya.
Pak JK membagi tiga jenis konsumen berdasarkan kelasnya. Untuk kelas bawah, mereka akan mengutamakan bahan pokok. Kelas menengah tidak belanja, melainkan mempersiapkan tabungan 6-12 bulan ke depan sebagai antisipasi. Kelas atas akan bersikap wait and see terutama dalam hal berinvestasi.
Kondisi ini akan kembali normal setelah vaksin ketemu dan vaksinasi berhasil. “Berapa lama? Butuh waktu 2-3 tahunan lah. Apalagi untuk Indonesia yang memiliki 270 juta penduduk,” tuturnya. Saat ini ekonomi di Indonesia menurun karea daya beli masyarakat menurun. Mereka takut sehingga tinggaldi rumah dan tidak berbelanja. Pasar tutup, makin tidak belanja, makin sulit pula perekonomian. Namun ia optimistis Indonesia akan bangkit kembali.
***