Tentang ‘Passion’ di balik Jenggala Center
Jenggala Center Foundation atau Yayasan Jenggala Center lahir dari hiruk-pikuk kerja politik di Tim Jenggala, sebuah tim pemenangan yang menginduk kepada (ketika itu) Cawapres Jusuf Kalla. Bahu-membahu dengan tim-tim pemenangan parpol pengusung pasangan Jokowi-JK, Tim Relawan Jenggala merajut jaringan dan potensi individu yang segaris, menjadi kekuatan nyata, serta mengubahnya menjadi “suara”.
Jenggala Center kemudian hadir untuk ‘mengkristalkan’ segala jejak aktivitas dan jejak ilmu pengetahuan dari Tim Relawan Jenggala, yang sarat nilai pengalaman dan perjuangan yang kami jalani dan kami alami. Jenggala Center lahir diniatkan dengan kejernihan hati dan pikir, disertai harapan semoga bisa menjadi organisasi yang inspiratif yang menyemai nilai-nilai semangat kesetiakawanan, bekerja ikhlas, kerja keras serta semangat saling memahami dan menghargai satu dan yang lainnya
Lebih dari segalanya, Jenggala Center adalah tentang passion.
Kata “passion” baru kami sadari justru usai perhelatan Pilpres. Usai pasangan yang kami dukung, terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019.
Sekali lagi, tentang passion. Para punggawa Jenggala bekerja dengan passion. Passion adalah sesuatu yang kita tidak pernah bosan melakukannya. Passion adalah sesuatu yang membuat kita mengorbankan segala hal untuk mencapainya. Passion adalah tidak memikirkan untung dan rugi. Passion adalah ketika kita melakukan sesuatu begitu saja, dan lupa dengan hal yang lain.
Itulah gairah kami.
Sejumlah punggawa Jenggala, rela tidak tidur, bahkan tidak pulang. Punggawa Jenggala yang lain, bahkan rela tidur di terminal atau stasiun bus ketika melakukan penetrasi ke lapangan. Ada juga yang harus menekan perasaan. Ada yang dipecat dari posisi mapan di parpol tempat bernaung. Masih banyak kisah luar biasa lain, yang sangat sayang jika sekadar kami tulis di hamparan pasir di laut.
Jenggala Center hadir bukanlah soal unjuk prestasi ataupun menebalkan sebuah kisah sukses individu. Kami hadir semata-mata ‘mengabadikan’ sebuah perjalanan sejarah yang kelak di hari esok, mungkin 50 atau 100 tahun kemudian generasi cucu dapat memetik hikmah dan menjadi bagian riset politik di Indonesia dan dunia.
Dengan hadirnya Jenggala Center, izinkan pula kami mengucap terima kasih atas restu dan dukungan Bapak Jusuf Kalla, sehingga buku ini dimungkinkan terbit. Ucapan yang sama, kami haturkan kepada Bapak Iskandar Mandji, Ketua Tim Relawan Jenggala 2014, atas arahan dan bimbingannya, sehingga menambah mantap kami melangkah. Terima kasih juga kepada para relawan Jenggala Center yang tidak bisa kami sebut satu per satu.
Salam,
Ibnu Munzir
Ketua Jenggala Center